KREATIVITAS PEREMPUAN SEBAGAI FAKTOR UTAMA DALAM MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PADA MASA PANDEMIC COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v8i1.12Kata Kunci:
kreativitas, herbsays, kolaborasi, strategi pasarAbstrak
Kondisi pandemic covid-19 telah berlangsung sejak Maret 2020. Keharusan lock-down di berbagai kota menyebabkan perekonomian masyarakat memburuk. Daya beli masyarakat menurun drastis. Dalam kondisi terpuruk tersebut, bagaimana perempuan pengusaha dapat mempertahankan produknya? Riset ini menjadikan industri rumahan herbsays yang dikelola seorang ibu rumah tangga menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Teori yang digunakan adalah teori strategi pemasaran dari Robert W. Palmatier dan Shrihari Sridhar dan teori kreativitas dari Graham Wallas. Perusahaan herbsays yang dimiliki oleh Ita Hadwi bergerak di bidang makanan. Biscuit yang diproduksi terbuat dari bahan alami bernilai gizi tinggi. Biscuit dikemas dengan kemasan yang estetis bergambar bunga. Berdasarkan teori pemasaran terlihat jika pengusaha tersebut telah menerapkan strategi pasar kelas menengah hingga kelas atas. Pengusaha menekankan handmade yang ekslusif dari gambar yang dibuat maupun cara mengemas secara keseluruhan. Pada saat membeli, konsumen membeli sebuah keindahan. Proses kreatif dilakukan oleh pemiliknya dengan mencari kekhasan dan originalitas produk. Mencari bentuk gambar yang unik dan indah. Gambar-gambar bunga menjadi kekhasannya dan menjadi daya tarik bagi konsumen. Pemilik herbsays ini senantiasa mencari rekanan yang dapat membuat produknya bukan sekedar menjual biscuit, dia berkolaborasi dengan desainer masker Riri Rengganis pada masa pandemic, kemudian berkolaborasi juga dengan pengusaha teh. Kolaborasi tersebut membuat produknya bukan sekedar pengulangan. Kreativitas yang tinggi dan kualitas produk yang terjamin, menjadikan herbsays dapat bertahan bahkan meningkatkan omsetnya pada saat pandemic.