EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM PELESTARIAN BUDAYA LOKAL SENI BANTENGAN DI KECAMATAN PACET MOJOKERTO DITENGAH DITERMINASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v10i1.257Kata Kunci:
kearifan lokal, bantengan, determinasi teknologiAbstrak
Bantengan merupakan salah satu kearifan lokal yang sampai sekarang masih hidup subur di Desa- Desa Kecamatan Pacet. Akan tetapi kondisi seni bantengan mengalami kendala eksistensi dikarenakan tidak adanya alih generasi atau regenerasi. Demikian juga perkembangan teknologi informasi berpengaruh besar terhadap keberlanjutan seni Bantengan. Padahal jika seni bantengan tersebut dikelola dilestarikan dengan sangat mungkin bahwa ini akan menjadi salah satu daya tarik yang paling strategis dalam industri wisata. Karena tuntutan global, masyarakat yang mendukung kesenian tradisional melihatnya dengan cara yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif pengambilan data dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD). Sehingga penelitian ini menghasilkan gambaran secara utuh pelastarian seni bantengan ditengah diterminasi teknologi informasi yang melahirkan industrialisasi yang selalu mengarah pada orientasi pasar.
Referensi
Edy Sedyawati, 2006, Budaya Indonesia, Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, halaman 382. 3 Ajip Rosidi, 2011, Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda, Bandung: Kiblat Buku Utama, halaman 29.
Irianto, Agus Maladi. (2009). ”Media dan Multikulturalisme” dalam Multikulturalisme Yogyakarta dan Identitas Keindonesiaan, (Editor: Sri Rahayu Budiarti dan Muslimin A.R. Effendy). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.Hal. 31-64.
Iman, Nurul (et.al). 2016. Strategi Pelestarian Dan Pengembangan Reyog Ponorogo (Perspektif Praktisi Dan Pemerhati Budaya Ponorogo). Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian 2016 : Bidang Agama Islam, Budaya, Ekonomi, Sosial Humaniora, Teknologi, Kesehatan, Dan Pendidikan. Ponorogo : Unmuh Press
Kuswarsantyo. (2013). ”Seni Tradisional: Bentuk, Fungsi, dan Perkembangannya (1986-2013)”. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, UNY
KKN-PPM 2017 Pelstarian Seni bantengan Universitas Bhayangkara Surabaya
Widodo, A. (2020). Nilai Budaya Ritual Perang Topat Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar. Gulawentah:Jurnal Studi Sosial, 5(1), 1–16. https://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i1.6359
Widodo, A., Tahir, M., Maulyda, M. A., Sutisna, D., Sobri, M., Syazali, M., & Radiusman, R. (2020). Upaya Pelestarian Permainan Tradisional melalui Kegiatan Kemah Bakti Masyarakat. ETHOS: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 8(2), 257–264. https://doi.org/10.29313/ethos.v8i2.5810
Nugraheni, Marina Catur. (2014). “Analisis Sosiologi Budaya dalam Kesenian Tradisional Tradisional Tri Tunggal Muda Budaya, Dusun Gejiwan, Desa Krinjing, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang”. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo. 4(5), 71-75
Paul, Ray J., (2010), What an Information System Is, and Why Is it Important to Know This, Journal of Computing and Information Technology, Vol 2, No.18, Uxbridge – Brunel University, United Kingdom, pp. 95-99
Suneki, S. (2012). Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah CIVIS, II(1), 307–321.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Muhammad Fadeli, Ariyan Afraita, Aninda Keisha Adelia Wibowo
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.