HISTORY OF THE FEMALE BODY IN INDONESIAN FILMS
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v10i1.288Abstrak
Artikel ini membahas tentang eksploitasi tubuh perempuan dalam film Indonesia pada era 1980-an hingga saat ini. Berangkat dari anggapan bahwa film merupakan media komunikasi massa yang memuat pesan-pesan tertentu dari kalangan tertentu dan ditujukan kepada massa luas, maka permasalahan yang dikonstruksi oleh film adalah sesuatu yang ada di masyarakat. Film adalah refleksi sosial. Metode yang digunakan adalah analisis visual naratif. Analisis dilakukan berdasarkan periode produksi film, dimulai pada tahun 1980an, kemudian bermula pada tahun 1990an dan 2000an hingga saat ini. Objek yang diteliti adalah film yang mengandung eksploitasi terhadap tubuh perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksploitasi tubuh perempuan banyak terjadi pada produksi film pada tahun 1980an dan puncak produksinya pada tahun 1990an. Setelah tahun 2000, eksploitasi ini berkurang. Narasi visual film tahun 1980-an merepresentasikan tubuh perempuan sebagai objek kesenangan laki-laki, implikasi dari dominasi maskulinitas dan ketidakberdayaan perempuan terhadap dominasi tersebut
Referensi
Ardiansyah, A. S. 2012. Construction of Female Sexuality in Men's Health Magazine (Konstruksi Seksualitas Perempuan di Majalah Men’s Health). Jurnal Komunikator, 4(2), 80-94.
Ayun, P. Q. 2015. Sensuality and the Body of Women in Horror Films in Indonesia :Study of Media Political Economy ( Sensualitas dan Tubuh Perempuan Dalam Film Film Horor di Indonesia: Kajian Ekonomi Politik Media). Jurnal Simbolika, 1(1), 16-26. Doi: http://dx.doi.org/10.31289/simbollika.v1i1.46.g4
Baudrillard, J. 2006. Simulacra and Simulation. Tranlate by Sheila Faria Glaser. Michigan: The University of Michigan Press.
Benedicta, G. D. 2011. The Dynamics of Autonomy of the Women's Body: Between Power and Negotiation of the Body ( Dinamika Otonomi Tubuh Perempuan: Antara Kuasa dan Negosiasi Atas Tubuh). Jurnal Masyarakat, 16(2), 141-152.
Channey, L. H., Martin J. S. (2014). Intercultural Business Communication. New Jersey: Pearson. Sixth Edition.
Detik hot. 2014. The era of the 1990s Indonesian films enlivened by hot films Era 1990-an (Film Indonesia Diramaikan Film Panas). Retrieved from https://hot.detik.com/movie/d-2696890/era-90-an-film-indonesia-diramaikan-film-panas
Eriyanto. 2015. Narrative Analysis: Basic Basics and Its Application in News Media Text Analysis ( Analiiss Naratif: Dasar Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media). Jakarta: Prenada Mediagroup.
Fitriana, R. 2014. Women and Sensuality: A Form of Commodification of the Women's Body Through Body Images Constructed in Ax Ads (Perempuan dan Sensualitas: Bentuk Komodifikasi Tubuh Perempuan Melalui Body Images yang Dikonstruksikan di Dalam Iklan Axe). Retrieved from http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/comm13ef248188full.pdf
Go, F. P. 2013. Representation of Female Stereotypes in Brave Films ( Representasi Stereotipe Perempuan dalam Film Brave). Jurnal E-Komunikasi, 1(2), 1-12. Retrieved from http://publication.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/889
Heryanto, A..2017. Histeriografi Indonesia yang Rasis. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=ejEjVA29lls
Irawan, R. E. 2014. Representation of women in the cinema industry ( Representasi Perempuan dalam Industri Sinema). Jurnal Humaniora, 5(1), 1-8.
Kartika, B. A. 2015. Why Always Women: An Urban Construction of Sexual Imprisonment to Hegemonic Masculinity in Soekarno's Film ( Mengapa Selalu Harus Perempuan: Suatu Konstruksi Urban Pemenjaraan Seksual Hingga Hegemoni Maskulinitas dalam Film Soekarno). Journal of Urban Society’s Urban. Volume 21(1): 35-55. Doi: https://doi.org/10.24821/jousa.v2i1.1268
Kusnita, A. F. 2010. Eksploitasi dalam Film Horor: Analisis Wacana Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Film Horor Indonesia Era 80an, 90an, dan 2000an. Solo: UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret.
Melialla, D. S. S., Bazaleel, M. 2014. Analysis of 2014 Indonesian Horror Movies Production: Case Study of Klender Mall and Room 207 ( Analisis Film Horor Indonesia Produksi Tahun 2014: Studi Kasus Mall Klender dan Kamar 207). Jurnal Adharupa, 2(1) 2016, 1-14.
Ong, A. 1987. Spirit of Resistance and Capitalist Disciplin: Factory Women in Malaysia. New York: State University of New York Press.
Panuju, R., Daniel, S., Haliantara. 2018. Cigarette as a Tool for Representing Masculinity in Indonesian Left-Wing Films. Jurnal Komunikasi Indonesia, 7(3), 246-257.
Panuju, R. 2019. The Motive of Using Dumolid among Indonesian Artists. Journal of Drug and Alcohol Research. Volume 8, 1-5
Prabasmoro, A. P. 2006. Feminist Cultural Studies: Body, Literature and Pop Culture (Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra Dan Budaya Pop). Jogjakarta: Jalasutra
Sobur, A. 2014. Narrative Communication: Paradigm, Analysis, and Applications ( Komunikasi Naratif : Paradigma, Analisis, dan Aplikatif). Bandung: PT Remaja Rosdkarya.
Spivak, G. C. 1993. “Can the Subaltern Speak?” in Patrick Williams dan Laura Chrisman (ed). Colonial Discourse and Postcolonial Theory. Hemel Hempstead: Harvester Wheatsheaf.
Sukmono, B. D. 2012. Exploitation of the Female Body on Television as the Irony of Indonesian Personality ( Eksploitasi Tubuh Perempuan di Televisi Sebagai Ironi Kepribadian Indonesia). Jurnal Komunikator, 4(1), 14-26.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Redi Panuju
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.