PERAN WANITA LABORATORIUM REMO SURABAYA (LRS) DALAM PELESTARIAN BUDAYA TARI REMO DI MASA PANDEMI COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v8i1.29Kata Kunci:
Peran, perempuan, pelestarian, budaya, tariAbstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran wanita laboratorium remo Surabaya (LRS) dalam pelestarian budaya tari remo di masa pandemic covid-19. Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran yang berjuang dalam pertempuran. Biasanya di Surabaya, budaya kesenian tari remo dilestarikan melalui latihan menari di sanggar budaya setiap hari dan festival seni Cak Durasim setiap tahunnya. Namun ketika pandemi covid-19 melanda, kegiatan menari pun berhenti sehingga menghambat upaya pelestarian budaya tari remo di Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran wanita LRS dalam pelestarian budaya tari remo di masa pandemic covid-19 terbagi menjadi tiga peran. Pertama peran kordinator, yaitu ibu Dini selaku pimpinan sanggar LRS mengkordinir para penari wanita agar tetap berlatih untuk meningkatkan imun tubuh yangmana terbagi menjadi kelompok-kelompok. Kelompok tersebut terbagi berdasarkan hari latihan, tempat dan rentang usia. Kedua peran fasilitator, yaitu Ibu Dini memfasilitasi tempat latihan selama pandemic covid-19 sesuai protocol kesehatan di BG Juntion. Ketiga, peran promotor yaitu para pelatih dan penari wanita LRS membujuk lembaga sosial untuk memberikan ruang pentas. Selain itu mempromosikan tarian secara virtual dalam pentas Hari Tari Dunia, world day dancing challenge dan lomba tari kreasi. Dengan begitu dapat mengingat bahwa tari remo masih eksis meskipun di masa pandemic. Dengan demikian peran penari wanita LRS dalam pelestarian budaya tari remo di masa pandemi Covid-19 cukup berperan banyak namun masih ada kendala yaitu kehandalan sumber daya dalam menggunakan teknologi informasi