OTONOMI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEREMPUAN MENIKAH DAN STATUS PENGGUNAAN KONTRASEPSI

Abstrak

Ketidaksetaraan gender sering disebut sebagai penghalang untuk meningkatkan outcome kesehatan seksual dan reproduksi pada perempuan, termasuk penggunaan kontrasepsi. Indonesia berada di peringkat 85 dari 153 negara dalam Global Gender Gap Report 2020, yang menunjukkan masih adanya ketidaksetaraan gender dalam beberapa bidang, walaupun peningkatan positif dalam partisipasi perempuan bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan sudah ditunjukkan sejak tahun 2014. Mengingat fakta ini, kami menyelidiki dampak otonomi pengambilan keputusan perempuan pada penggunaan kontrasepsi di antara wanita menikah usia 15-49 tahun di Indonesia. Merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) Tahun 2014 yang kemudian dianalisis menggunakan regresi ordered logistic. Partisipasi perempuan dalam membuat empat keputusan rumah tangga yang digunakan adalah pengeluaran untuk makanan yang dimakan di rumah; pengeluaran rumah tangga sehari-hari; alokasi waktu yang dihabiskan di luar rumah untuk bersosialisasi bersama teman/tetangga; dan penggunaan alat kontrasepsi telah digunakan sebagai otonomi pengambilan keputusan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi pengambilan keputusan perempuan berhubungan positif dengan penggunaan kontrasepsi. Usia perempuan, status pekerjaan, pendidikan terakhir, jumlah anak, wilayah tempat tinggal, akses internet dan pengeluaran per kapita juga signifikan berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi. Hasil studi tersebut menyarankan untuk mengintegrasikan intervensi untuk otonomi pengambilan keputusan perempuan ke dalam program keluarga berencana.