Dinamika Eksistensi Perempuan dan Kritik Sosial dalam Sastra (Analisis Struktural Trilogi Novel Ronggng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari)
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v8i1.85Kata Kunci:
Kata Kunci: Perempuan, Kritik Sosial, Sastra, Analisis Struktural.Abstrak
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari mampu meluruhkan hegemoni patriarki yang biasanya tidak diangkat oleh sastrawan laki-laki sekaligus dapat menyuarakan problematika politik. Dengan menggunakan pendekatan struktural, didapatkan beberapa topik pengangkatan kritik sosial dalam trilogi ini. Dari penganalisisan novel pertama hingga terakhir, secara runtut didapatkan dinamika kritik sosial. Awal pengisahan dalam novel yang pertama, kritik sosial kebangsaan dihadirkan sekali yaitu berupa animisme dan kemiskinan. Selanjutnya, kritik sosial feminis ditonjolkan dengan hadirnya kritikan terhadap Indonesia yang berupa: pengadaan prostitusi tersamar pada lembaga tari daerah, praktik jual-beli tubuh perempuan, penistaan hak asasi perempuan, dan penyimpangan norma dan perilaku seksual. Kekisruhan politik dan kekerasan rezim orde baru menyelingi kritik feminis yang berupa perdagangan perempuan pasca konflik reformasi. Hingga akhirnya kritik sosial diakhiri dengan pengaruh problematika terhadap individualitas bangsa. Pada akhirnya melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Ahmad Tohari mengusung gerakan feminis dalam trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dengan cara yang dinamik. Hal ini dapat dijelaskan dengan hadirnya lima dari sembilan topik kritik sosial yang mengandung problematika perempuan di Indonesia yang diselipi problematika kebangsaan. Meski mengusung hegemoni patriarki sebagai tolakan dasar pengisahan, ia tetap menghadirkan problematika kebangsaan yang terjadi di ranah Nusantara. Pernyataan ini diperkuat dengan hadirnya kritik sosial berupa: animisme dan kemiskinan, kekisruhan politik, kekerasan rezim orde baru, dan pengaruh problematika bangsa terhadap individualitas.