MUA Jenazah, Profesi atau Panggilan Hati?
DOI:
https://doi.org/10.38156/gesi.v8i1.90Kata Kunci:
MUA jenazah, profesi, panggilan hatiAbstrak
MUA Jenazah bukanlah profesi yang umum diminati karena bagi sebagian orang profesi ini menakutkan. Tetapi profesi ini sangat dibutuhkan oleh agama dan kebudayaan tertentu. Untuk menekuni profesi ini diperlukan konsep diri yang baik dan calling orientation yang kuat sehingga para MUA Jenazah ini bisa memberikan kualitas layanan yang prima pada pihak keluarga yang berduka. Hal ini sangat menarik untuk diteliti dimana konsep diri itu sendiri bukanlah bawaan tetapi berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Sedangkan calling orientation adalah panggilan yang harus dipenuhi oleh individu pada pekerjaannya, menikmati dan memaknai pekerjannya secara intrinsik dan melihat pekerjaan tersebut sebagai pusat identitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep diri dan calling orientation pada MUA Jenazah. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan jenis studi kasus life history. Subjek pada penelitian ini adalah MUA Jenazah yang mendedikasikan hidupnya untuk merias jenazah.
Dari hasil wawancara dengan informan dapat disimpulkan bahwa informan melakukan pekerjaan merias jenazah secara sukarela dan hanya bermaksud membantu orang-orang yang membutuhkan jasanya. Dia tidak mengharapkan imbalan apapun meskipun peralatan untuk merias jenazah juga harganya tidaklah murah. Informan melakukan hal ini sebagai rasa terima kasihnya kepada Tuhan karena dia pernah berada dalam posisi di tolong oleh orang-orang di sekitarnya. Informan dalam melakukan pekerjaannya berdasarkan calling orientation.