SOSIALISASI PEMBELAJARAN HYBRID DI SMK PGRI SUKODADI LAMONGAN
DOI:
https://doi.org/10.38156/sjpm.v1i02.222Keywords:
pembelajaran, pembelajran hybrid, kompetensiAbstract
Pada saat ini SMK PGRI Sukodadi melakukan pembelajaran tatap muka yang diadakan secara dua shift yang menyulitkan para guru dalam memberikan materi, karena dengan waktu yang terbatas tetapi banyak materi yang harus disampaikan. Sehingga mengakibatkan materi yang diterima oleh siswa tidak sesuai kompetensi yang harusnya diterima. SMK PGRI Sukodadi Lamongan sangat memperhatikan capaian kompetensi pembelajaran peserta didiknya, sehingga peran guru dan tim Pendidik menjadi sangat penting. Akan tetapi waktu yang terbatas dalam memberikan materi pelajaran menjadi permasalahan tersendiri. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sosialisasi pembelajaran hybrid yang bisa memudahkan siswa dan guru dalam menerima materi dan memberi materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang sudah ditetapkan. Dengan adanya pembelajaran hybrid yang akan diterapkan di SMK PGRI Sukodadi diharapkan dapat mengurangi gap dalam capaian pembelajaran.
References
Anita, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: UNS.
Caulfield, J. (2011). How to design and teach a hybrid course: achieving student-centered learning through blended classroom, online, and experiential activities. Stylus Pub.
Garrison, D. R. (2008). Blended learning in higher education: framework, principles, and guidelines. Jossey-Bass.
Hwang, A. (2018). Online and Hybrid Learning. Journal of Management Education, 557–563.
O’Byrne, W. &. (2015). Hybrid and Blended Learning. Journal of Adolescent & Adult Literacy, 137–140.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.